Berikut
ini sepenggal curahan kisah seorang sahabat, semoga bermakna bagi kita.
Apakah ini Kisah Jilid Kedua ?
Awal
mendengar kabar itu, saya menganggap biasa saja... saya pikir toh selama ini
saya tidak pernah mengalami masalah ataupun keluhan sebagaimana ciri-ciri yang
diajukan dalam bentuk pertanyaan oleh dokter di puskesmas. Bagaimana pun bisa
saja itu tidak separah perkiraan dokter tersebut. Namun tetap saja mereka
meminta agar saya diperiksa lebih teliti, dan disarankan menemui dokter
spesialis pada hari itu juga.
Selasa
04 September 2012 pada hari yang sama sekitar jam 6 sore saya menemui seorang
dokter spesialis yang membuka praktek rumahan dan merupakan langganan seorang
rekan kantor. Hasilnya, sama sekali tidak tercetus diagnosis yang disebutkan
dokter sebelumnya yang telah memeriksaku pagi hari. Itu pun disampaikan secara
lisan saja, meskipun saya sudah meminta hasil secara tertulis.
Maka
ketika saya kembali ke puskesmas pada hari berikutnya Rabu 05 September 2012, dokter
justru terkejut dengan hasil yang disampaikan dan memeriksa ulang tubuh saya.
Dua orang dokter di puskesmas ini sepakat bahwa diagnosa mereka sebelumnya itu tidak
berubah karena ciri-ciri fisik sangat nyata. Saya pribadi juga penasaran dan
tidak puas dengan hasil pemeriksaan yang berbeda, sehingga memohon agar diberi
rujukan ke rumah sakit terdekat dengan pertimbangan bahwa rumah sakit memiliki
peralatan yang lebih lengkap dan dokter spesialis yang lebih banyak dengan bidang
yang berbeda namun saling melengkapi.
Setelah
beberapa lama tarik ulur, pada Jumat 07 September 2012 saya dirujuk ke rumah
sakit terdekat dan ditangani oleh dokter spesialis rumah sakit tersebut. Hasilnya
sama dengan diagnosa dokter puskesmas, sehingga saya pun dirujuk untuk
menjalani pemeriksaan radiologi. Setelah menjalani hari yang panjang di rumah
sakit, pada hari itu juga saya memperoleh hasil analisis pemeriksaan radiologi...sungguh
mencengangkan !! Dunia terasa runtuh
detik itu, saat saya membaca kesimpulan pemeriksaan.
Perasaan
shock, gundah, linglung, bercampur-aduk...ketika mataku tertuju pada tulisan:
Tumor
ukuran 41x46 mm, Tumor ukuran 44x45 mm, dan ukuran 22x23 mm.
Apakah
ini kisah jilid kedua ???
Kakakku,
yang lahir 23 bulan sebelum diriku, wafat pada Selasa 15 Desember 1998 setelah
membawa tumor sejak tahun 1997 meskipun telah dilakukan operasi pengangkatan
pada pertengahan tahun 1998. Semua kisah yang terjadi saat itu masih terbayang
jelas di benakku.
Makassar,
13 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar