Kamis, 20 September 2012

Itu Nomorku



Berikut ini sepenggal curahan kisah seorang sahabat, semoga bermakna bagi kita.


Itu Nomorku ! ! !

Suatu pagi pada April 2012 saya terbangun dengan semangat menggebu-gebu bahwa saya berangkat tahun ini, 2012, sehingga mesti segera menemukan pengumuman nomor porsi haji. Maka sore hari setelah jam pulang kantor, saya pun mampir ke kantor Kementerian Agama Kota Makassar di Jalan Rappocini Raya. Ternyata belum ada dipasang pengumuman sama sekali. Ketika seorang pegawai setempat melintas, saya menanyakan informasi mengenai pengumuman tersebut. Rupanya pengumuman demikian diperkirakan tayang pada pertengahan Juni 2012. Akhirnya saya pulang dengan tekad akan datang lagi nanti.

Pertengahan Juni saya ke sana, dan belum ada pengumuman hingga datang bulan Juli. Menjelang bulan Ramadhan sepulang kantor saya menyempatkan diri mampir ke kantor Kementerian Agama Kota Makassar, dan.... pengumuman nomor porsi haji sudah tayang di papan pengumuman resmi sejak 11 Juli 2012. Antara percaya dan tidak percaya, mataku tertuju pada urutan 878 dengan nomor porsi 2300075871, while nama jamaah, nama ayah, dan alamat sesuai data yang dicantumkan ketika mendaftar pada 08 Mei 2008 yang lalu. Alhamdulillah wa syukurillah... it’s unbelievable... Langkah kakiku terasa melayang tanpa berpijak ke bumi seakan-akan berada di alam mimpi ketika beranjak pulang ke rumah setelah menyaksikan nomorku tercantum sebagai jamaah yang berangkat haji tahun 1433 Hijriyah. Rasa syukur membahana memenuhi rongga jiwa yang terkungkung dalam kerinduan memenuhi panggilan Rabb menuju Baitullah. Mataku berkaca-kaca mengucapkan :

Labbaik allahumma labbaika... Labbaika laa syarika laka labbaika...
Innal hamda wa ni’mata laka wal mulka... Laa syarika laka...


Informasi tentang jadual pelunasan Ongkos Naik Haji (ONH) belum dicantumkan, tetapi menurut pegawai setempat hal tersebut akan diumumkan selambat-lambatnya awal Agustus 2012.

Pada akhir Juli dalam bulan Ramadhan, saya mengemban amanah dinas ke Kabupaten Tana Toraja alias Tator, bersama beberapa rekan kerja, berangkat Sabtu 28 Juli 2012 dan pulang Sabtu 04 Agustus 2012. Selama di sana sering dipilihkan channel tayangan live Masjidil Haram tepatnya sekitar Ka’bah. Maka pada hari kerja pertama setiba di Makassar, Senin 06 Agustus 2012 kusempatkan mampir sepulang kerja. Ternyata Jadual Pelunasan ONH telah dimulai pada 26 Juli sampai dengan 16 Agustus 2012 yang dilanjutkan setelah libur lebaran Idul Fitri hingga 31 Agustus 2012.

Selasa 07 Agustus 2012 menuju bank untuk mengumpulkan informasi mengenai pelunasan ONH. Pembayaran pelunasan ONH dilakukan pada hari kerja dengan jadual harian :
Jam 11.00 – 16.00 WIB
Jam 12.00 – 17.00 WITA
Jam 13.00 – 18.00 WIT

Dokumen yang dilampirkan pada saat pelunasan di bank tempat kita dulu mendaftar adalah berikut :
a. Tanda Bukti Setoran Awal ONH yang ASLI.
b. Buku tabungan haji yang digunakan pada saat membayar Setoran Awal ONH.
c. Fotocopy KTP.
d. Pas photo latar putih dengan wajah 80% ukuran 3x4 sejumlah 6 (enam) lembar, sebaiknya menyetor pas photo yang sama dengan ketika mendaftar.

Keesokan hari dengan tekad bulat, Rabu 08 Agustus 2012 saya melunasi pada kurs :
USD 1 = IDR  9519 
sehingga total pembayaran seluruhnya USD 3882 untuk wilayah Sulawesi Selatan sudah termasuk Setoran Awal 20.juta Rupiah.


Makassar, 20 September 2012

Kamis, 13 September 2012

Apakah ini Kisah Jilid Kedua


Berikut ini sepenggal curahan kisah seorang sahabat, semoga bermakna bagi kita.


Apakah ini Kisah Jilid Kedua ?


Awal mendengar kabar itu, saya menganggap biasa saja... saya pikir toh selama ini saya tidak pernah mengalami masalah ataupun keluhan sebagaimana ciri-ciri yang diajukan dalam bentuk pertanyaan oleh dokter di puskesmas. Bagaimana pun bisa saja itu tidak separah perkiraan dokter tersebut. Namun tetap saja mereka meminta agar saya diperiksa lebih teliti, dan disarankan menemui dokter spesialis pada hari itu juga.

Selasa 04 September 2012 pada hari yang sama sekitar jam 6 sore saya menemui seorang dokter spesialis yang membuka praktek rumahan dan merupakan langganan seorang rekan kantor. Hasilnya, sama sekali tidak tercetus diagnosis yang disebutkan dokter sebelumnya yang telah memeriksaku pagi hari. Itu pun disampaikan secara lisan saja, meskipun saya sudah meminta hasil secara tertulis.

Maka ketika saya kembali ke puskesmas pada hari berikutnya Rabu 05 September 2012, dokter justru terkejut dengan hasil yang disampaikan dan memeriksa ulang tubuh saya. Dua orang dokter di puskesmas ini sepakat bahwa diagnosa mereka sebelumnya itu tidak berubah karena ciri-ciri fisik sangat nyata. Saya pribadi juga penasaran dan tidak puas dengan hasil pemeriksaan yang berbeda, sehingga memohon agar diberi rujukan ke rumah sakit terdekat dengan pertimbangan bahwa rumah sakit memiliki peralatan yang lebih lengkap dan dokter spesialis yang lebih banyak dengan bidang yang berbeda namun saling melengkapi.

Setelah beberapa lama tarik ulur, pada Jumat 07 September 2012 saya dirujuk ke rumah sakit terdekat dan ditangani oleh dokter spesialis rumah sakit tersebut. Hasilnya sama dengan diagnosa dokter puskesmas, sehingga saya pun dirujuk untuk menjalani pemeriksaan radiologi. Setelah menjalani hari yang panjang di rumah sakit, pada hari itu juga saya memperoleh hasil analisis pemeriksaan radiologi...sungguh mencengangkan !!  Dunia terasa runtuh detik itu, saat saya membaca kesimpulan pemeriksaan.

Perasaan shock, gundah, linglung, bercampur-aduk...ketika mataku tertuju pada tulisan:
Tumor ukuran 41x46 mm, Tumor ukuran 44x45 mm, dan ukuran 22x23 mm.

Apakah ini kisah jilid kedua ???

Kakakku, yang lahir 23 bulan sebelum diriku, wafat pada Selasa 15 Desember 1998 setelah membawa tumor sejak tahun 1997 meskipun telah dilakukan operasi pengangkatan pada pertengahan tahun 1998. Semua kisah yang terjadi saat itu masih terbayang jelas di benakku.



Makassar, 13 September 2012