Senin, 07 Januari 2013

Poem... oh, Poem... ( II )

Napak tilas ke masa awal memiliki Kitabun-Nas, ternyata banyak puisi tercipta ketika itu.  ;-)
Sebagian di antaranya kutuangkan berikut ini...
They all are zqzaki’s original poems.


~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Dulu....
jauh sebelum mereka datang kemari
kokok ayam masih terdengar di pagi hari
burung-burung masih berkaok di sore hari
desisan burung hantu masih mendesau di malam hari

Tak berdesak kompleks-kompleks pemukiman
Tak terusik deru-deru kendaraan

Dulu....
ketika nyanyian alam masih milik kita bersama

Tak satu pun menggelitiknya
Tak satu pun membenamkannya


27 Agustus 1997  /  23 Rabiul Awal 1418

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Tak.... tak.... tak....
mengiring langkah
kala suara-suara sumbang
bisik-bisik resah
tuntun seluruh jejaki diri

Plak !  Plak !  Plak !
Kiri dan kanan

Pesonamu, Kakanda....
membuat tatap tak mampu berkedip
Bintang warnai diri
Ingin lidah berkeluh lekat

Teristimewa bagi kakanda pemicu senyum


Agustus – September 1998, Pra Bina Akrab
dipersembahkan kepada para Senior

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Kita butuh wujud yang lebih nyata
Tempat berpaling manakala rintangan melanda
Tempat menoleh manakala kegelisahan mengusik
Agar problem solving itu ada
Agar kelegaan itu menjelang

Untuk sementara,
Hanya itu yang ingin kukatakan hari ini


12 Januari 1999  /  24 Ramadhan 1419

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Jangan terlalu jauh melangkah
Fana itu kuat mengungkung
Asa itu membubung tinggi, hilang terhembus angin
Kearifan tiada berfungsi

Jangan berlupa daratan
Jangan berlupa lautan

Esok tiada menanti gubahan laut
dan salinan darat
Usahamu, kesucian hatimu, kebersihan fikirmu
memeta rencana hari esok

Bangkitlah !
Derapkan langkahmu !


Januari 1999 

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Di sini kutulis lagi tatanan diri
mencoba merangkai keping demi keping jiwa yang terlena
mengukirnya, mamahatnya, menggodamnya
lalu menata kembali dalam keteguhan yang kokoh


24 Januari 1999  /  06 Syawal 1419

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Menyenangkan sekali bercengkerama dengan alam
Tapi.... ada batas-batas yang harus dijaga dan dipegang teguh
sebagai makhluk bernama perempuan
dan ada keterbatasan melingkupi selain batas-batas itu
Walau keterbatasan itu bukan persoalan yang patut dibiarkan
menguak ke permukaan

Harapan tentang alam
dengan segala keindahan, keganasan, dan keperkasaan
mengajak kita berjalan di awang-awang
menyelipkan angan di antara mega-mega
menggantungkan cita pada bintang dan rembulan
dan menuainya kala mentari terbit di ufuk timur

Berjanjilah ! ! !
Takkan ada lagi keluh menghiasi bibirmu
Takkan ada lagi kesah menekuk wajahmu
Sambutlah dengan kelembutan senyum canda dan tawa


25 Januari 1999  /  07 Syawal 1419

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Apa iya,
Yang datang tak lagi pergi
Yang pergi tak lagi kembali

Kenyataannya,
Yang datang telah pergi
Yang pergi kini kembali


27 Januari 1999  /  09 Syawal 1419

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Genggamlah mawar merah ini
walau duri-durinya meneteskan darah jari-jemarimu
Poleslah daun hingga merekah pula lilin-lilinnya

Di mana kasih akan berlabuh
Di sanalah kumadu racunmu


23 Februari 1999  /  08 Dzulhijjah 1419

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Poem... oh, Poem... ( I )

Napak tilas ke masa awal memiliki Kitabun-Nas, ternyata banyak puisi tercipta ketika itu.  ;-)
Sebagian di antaranya kutuangkan berikut ini...
They all are zqzaki’s original poems.


~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Gelap terasa....

Retakan kaca menyatu kembali
Menghiasi dinding-dinding.... mahligai ketenaran
Berpose di antara kemilau cahaya blits
dalam ketidakpastian

Seorang diri menembus awan
di suatu waktu
di suatu masa
terjerat bilah-bilah kekecewaan

Tak sanggup diri melepas pilar-pilarnya
begitu kukuh
Terkungkung bias kecewa

Sungguh
betapa mengecewakan
Ternyata....
Tiga ditambah dua tidak sama dengan empat
dan....
dua dikali dua tidak sama dengan lima


13 Januari 1997  /  04 Ramadhan 1417

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Tahukah kamu
ketika di suatu tempat di suatu masa
ada yang tiada henti menanyakanmu
Meski akhirnya tiada mencapai harapan-harapan jauh
namun ia akan tumbuh subur
berkembang melintas waktu melindas zaman
berteduh di awang-awang

Biarkan ia melayang di sana
menembus udara bertekanan
menentang arus pusaran dahsyat

Maka ketika semuanya berlalu
semoga ia menjadi....
kenangan indah dalam memori


22 Maret 1997  /  14 Dzulqaidah 1417

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Bila suatu hari
ketika engkau mengharap sesuatu darinya
Petiklah sekuntum bunga
dan selipkan di sela-sela jemarinya

Pandanglah....
ketika engkau melihat seberkas cahaya berkilat di sana, tersenyumlah....
hingga cahaya itu luruh seiring senyummu

Maka di hari lain
ketika engkau kibaskan tanganmu
berharap segala problema terkibas pula, sadarlah....
Sinar yang telah redup akan muncul kembali
dan tak akan padam
Berpeganglah padanya....


29 Maret 1997  /  20 Dzulqaidah 1417

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Ketika mimpi buruk menghampirimu
menghempas asa
menyingkirkan hari-hari indah
bergejolak menyulut bara dalam dada

Saat itu
mungkin kau tak lagi memendam kegembiraan
tak lagi tersenyum menatap waktu
tak lagi tertawa menapaki langkah

Hingga tercuat ketakberdayaan
kebisuan
..... kebencian

Maka....
E N Y A H K A N   S E M U A N Y A


22 April 1997  /  14 Dzulhijjah 1417

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Kala....
Kala bumi hempaskan bebannya
Kala mentari terikkan sinarnya
Kala rembulan benamkan purnamanya

Setiap yang datang tak lagi pergi
Setiap yang pergi tak lagi kembali


24 April 1997  /  16 Dzulhijjah 1417

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Kalau suatu waktu kau tak lagi dapat berkata
eratkan katupan jemarimu
dan genggamlah harapan
esok hari mungkin kau tak lagi mendengarnya
semua berlalu

Namun ketika kau tak lagi melihatnya
akankah senyum menghiasi wajahmu
dan sendu biaskan ceriamu

Enyahkanlah apa yang perlu engkau enyahkan
selagi Yang Kuasa merestuinya


24 April 1997  /  16 Dzulhijjah 1417

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Bila sesuatu telah ditetapkanNYA
apa hendak dikata
tak satu pun mampu berbuat apa-apa
Jika AllahSWT berfirman “JADILAH”
maka jadilah ia

Takdir menjadi nyata
dan orang-orang terdiam membisu

Apa yang telah terjadi ?
Apa yang sedang terjadi ?
Apa yang akan terjadi ?
Di mana ?   Mengapa ?   Ke mana ?

Hanya tanya terbersit dalam pikir
jiwa-jiwa tak berdaya bertanya dan bertanya
tanpa tahu ke mana mencari jawab

Namun bila Rabb-mu memberi peringatan,
akankah kau masih diam membisu ?
Jawabnya hanya pada dirimu
Satu per satu


14 Juni 1997  /  10 Shafar 1418

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~


Rinding ini
Haru ini
Bening ini, kaca-kaca ini
Desah ini
Selimuti diri

Ah..., tak tergoyahkah ?
Hidup kulalui hari ini bersihkah ?

Masih teringat siang tadi

Kala hembusan kibarkan kain-kain kebesaran
dan jemari kepitkan mahkota jati diri
tatap kaitkan kaca penutup ruang

Selintas bayang merebut tatap
tak duga pandang bayang dahului tatap
pandang dan tatap kait mengait.... sejenak
tatap direnggut dasar penutup ruang
kalbu bertanya gerangan bayang

Menit-menit berlalu
tak sangka kait mengait berulang
mungkinkah bersamaan
tatap dan pandang bertoleh kait

Ah..., kalbu tak menduga
diri bersegera menjauh tinggalkan bayang
kibaskan dahaga yang belum terpenuhi
kalbu penasaran gerangan bayang
Lupakan....

Detik berlalu, menit berganti
duduk bersila berkeliling melingkar
tak jauh diri serat pembatas
tak dinyana hembus singkapkan serat pajangan
Terpampang !
Gerangan bayang ?

Siang berlalu, sore menjenguk


07 September 1997  /  06 Jumadil Ula 1418

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~